Tips Menghadapi Wawancara Kerja untuk Posisi Entry Level

Author
Ditulis olehTim Loker • Update 23 Mei 2025
Wawancara Kerja

Wawancara Kerja

Banyak orang yang memilih melamar pekerjaan di level awal atau kita sering menyebutnya dengan istilah entry level. Alasannya bermacam-macam. Ada yang karena baru saja lulus dari bangku sekolah sehingga belum memiliki cukup pengalaman, baru kembali bekerja setelah break dari dunia kerja, atau karena baru saja switch career  atau pindah jalur kerja.

Wawancara kerja entry level memang dirancang bagi Anda yang baru ingin terjun bekerja di sebuah bidang. Meskipun begitu, wawancara kerja jenis posisi tersebut tetap saja memiliki tantangan tersendiri. Terlebih jika Anda belum memiliki pengalaman kerja sama sekali.

Lalu, bagaimana tips menghadapi wawancara kerja untuk entry level yang profesional? Apa saja kesalahan umum yang bisa Anda hindari? Artikel ini akan menjawabnya.

Strategi Lolos Wawancara Kerja Entry Level

Strategi Lolos Wawancara Kerja Entry Level

Meskipun baru berada di level awal, posisi entry level memegang peran yang cukup penting dalam struktur dan keberhasilan operasional perusahaan. Oleh karena itu, mempersiapkan diri untuk menghadapi wawancara posisi ini sangatlah penting.

Berikut beberapa tips yang bisa Anda ikuti untuk meningkatkan peluang keberhasilan dalam menghadapi wawancara kerja entry level:

1. Memahami Deskripsi Pekerjaan dengan Cermat

Sebelum wawancara kerja entry level dimulai, pastikan Anda benar-benar memahami posisi yang Anda lamar. Perhatikan kembali peran, tanggung jawab, skill yang dibutuhkan untuk posisi tersebut. Poin ini sangat penting agar nantinya Anda dapat memberikan jawaban sesuai dengan yang dibutuhkan oleh perusahaan.

Anda bisa memberikan highlight pada kata kunci pada job description posisi tersebut, lalu hubungkan dengan pengalaman magang atau organisasi Anda.

Misal, perhatikan job description untuk posisi entry level dari staff administrasi berikut:

 

  • Mengelola data administrasi harian secara akurat

  • Membantu proses arsip dokumen fisik dan digital

  • Berkoordinasi dengan tim internal untuk kebutuhan pelaporan rutin

  • Menggunakan Microsoft Excel dan Google Sheets untuk pelacakan data

  • Memastikan ketelitian dan kerapian dokumen

Anda bisa menggabungkannya dengan pengalaman sebagai sekretaris organisasi sehingga dapat dirangkai menjadi seperti ini:

"Saat saya menjadi sekretaris di organisasi kampus, saya bertanggung jawab mengelola data anggota dan laporan kegiatan, termasuk membuat dan mengarsipkan notulen rapat secara digital. Saya juga terbiasa menggunakan Microsoft Excel untuk menyusun data peserta acara dan melaporkannya kepada koordinator secara berkala. Pengalaman ini melatih saya untuk bekerja dengan rapi, teliti, serta terbiasa dengan alur administrasi yang sistematis—yang sangat relevan dengan kebutuhan di posisi ini.”

Jika Anda tertarik untuk bekerja di bidang administrasi, kunjungi loker administrasi.

2. Latihan Menjawab Pertanyaan Umum

Sebagian besar wawancara kerja posisi entry level memberikan pertanyaan dasar, seperti "Ceritakan tentang diri Anda", "Apa alasan Anda mendaftar posisi ini?", "Apa kelebihan dan kekurangan diri Anda", "Apa rencana Anda dalam satu tahun ke depan?" dan pertanyaan-pertanyaan lainnya.

Bagi Anda yang baru pertama kali wawancara, jawablah pertanyaan "Ceritakan tentang diri Anda" dengan:

  • Perkenalan Singkat (Nama dan domisili)
  • Pengalaman Magang (Perusahaan dan Posisi Anda)
  • Keahlian Utama (Skill yang Anda miliki)
  • Pencapaian selama magang atau kerja sebelumnya (Hasil Kerja yang Bisa Diukur)
  • Latar belakang pendidikan dan tujuan karier untuk menunjukkan keseriusan Anda

Susun jawaban menggunakan poin-poin di atas dan jawablah tanpa bertele-tele dengan durasi waktu yang ideal antara 1-3 menit. Untuk memastikan kesiapan Anda, latih dengan mengucapkannya di depan cermin.

Baca juga Pertanyaan Wawancara Kerja yang Sering Ditanyakan dan Cara Menjawabnya.

3. Tampilkan Softskill yang Relevan

Karena umumnya belum memiliki pengalaman, untuk posisi entry level ini biasanya perusahaan akan mengedepankan potensi dari calon karyawan, bukan pada rekam jejak atau pengalaman kerja sebelumnya.

Misal, Anda ingin mendaftar sebagai desainer grafis posisi entry level. Anda bisa menunjukkan potensi dengan menceritakan pengalaman Anda ketika mengikuti kepanitiaan atau volunteer dengan sebagai berikut:

"Selama aktif di organisasi kampus, saya terlibat sebagai tim desain untuk divisi publikasi dan dokumentasi. Salah satu proyek terbesar yang saya tangani saat itu adalah desain visual untuk acara tahunan “Festival Inovasi Mahasiswa”, yang dihadiri lebih dari 1.000 peserta. Saya bertanggung jawab membuat poster utama, konten media sosial, serta template sertifikat dan booklet acara. Untuk proyek ini, saya menggunakan Adobe Illustrator dan Canva, dengan panduan identitas visual yang ditentukan panitia inti. Selain merancang desain, saya juga berkoordinasi langsung dengan tim konten dan dokumentasi untuk memastikan konsistensi gaya komunikasi visual. Hasilnya, kampanye digital acara tersebut mengalami peningkatan engagement sebesar 60% dibanding tahun sebelumnya. Pengalaman ini telah mengasah kemampuan saya dalam visual storytelling, manajemen waktu dalam tenggat ketat, serta kolaborasi lintas tim—yang menurut saya sangat relevan untuk peran graphic designer di level awal."

Jika Anda tertarik untuk berkarier sebagai desainer grafis, kunjungi loker desain grafis.

4. Persiapkan Pertanyaan Balik yang Berkualitas

Wawancara entry level ini bukan hanya menjadi ajang untuk mengetahui kapasitas dan memberikan penilaian kepada Anda sebagai kandidat saja. Tapi juga kesempatan bagi Anda untuk mengetahui tentang tim Anda nantinya, budaya kerja perusahaan, atau melihat ketersediaan pengembangan karier bagi karyawan.

Berikut beberapa pertanyaan berkualitas yang dapat Anda ajukan kepada recruiter ketika akhir sesi wawancara:

  • Mengenai tim: Bagaimana struktur tim saya nantinya? Seberapa sering evaluasi antar tim dilaksanakan? Bagaimana alur kolaborasi di dalam tim?
  • Seputar Budaya Kerja: Bagaimana Anda mendeskripsikan budaya kerja perusahaan? Bagaimana bentuk dukungan perusahaan terhadap keseimbangan dunia kerja dan kehidupan pribadi? Apa nilai ang dijunjung oleh perusahaan?
  • Pengembangan Karier: Seperti apa jalur pengembangan karier untuk posisi entry level ini? Apakah ada program pelatihan yang disediakan untuk menunjang pekerjaan? Bagaimana proses evaluasi kinerja dilakukan?

5. Perhatikan Penampilan dan Gestur Tubuh

Kesan yang perusahaan dapat ketika pertama kali bertemu dengan kandidat adalah poin yang cukup penting. Bagaimana ketepatan waktu Anda ketika hadir, rapi atau tidaknya penampilan Anda. Hal tersebut akan menunjukkan bukti keseriusan Anda dalam melamar pekerjaan.

Meskipun begitu, bukan berarti wawancara online tidak menjadi penting. Hanya saja aspek yang akan diperhatikan oleh perusahaan akan berbeda dengan wawancara yang dilakukan secara bertatap muka langsung.

Tampilkan antusiasme untuk pekerjaan baru Anda dengan menampilkan senyum, menjaga kontak mata, dan memperlihatkan mimik wajah yang tetap serius.

Selain itu, gunakan pakaian yang formal, seperti kemeja dengan warna yang netral, blazer, dan sepatu untuk acara formal.

Kesalahan dalam Wawancara Kerja Entry Level

Kesalahan dalam Wawancara Kerja Entry Level

1. Tidak Mempersiapkan Diri Sama Sekali

Tidak mempersiapkan diri dengan baik akan menunjukkan bahwa Anda tidak berantusias dan tidak memiliki minat terhadap posisi yang Anda lamar.

Hal tersebut akan terlihat dari jawaban-jawaban yang tidak relevan, tidak memahami profil perusahaan, terburu-buru dalam menjawab, tidak menggunakan bahasa yang sopan, menjawab dengan asal-asalan dan hal lain yang mengindikasikan bahwa Anda tidak siap menjalani sesi wawancara kerja.

2. Terlalu Mengandalkan Hafalan Jawaban

Walaupun pada pembahasan sebelumnya disampaikan bahwa Anda harus mempersiapkan jawaban dengan tepat, namun bukan berarti hanya fokus pada jawaban tersebut. Pahami setiap komponen dari rencana jawaban-jawaban Anda, sehingga tetap akan menunjukkan kealamian dari jawaban yang diberikan.

Selain itu, jika terlalu mengandalkan hafalan saja, hal tersebut akan membuat Anda tidak bisa menjawab pertanyaan yang divariasikan oleh recruiter sehingga akan membuat perusahaan memikirkan ulang untuk menerima Anda.

Alih-alih menghafal, latih pemahaman Anda seputar skill dan pengalaman yang relevan sehingga akan membantu Anda lebih fleksibel dalam menjawab pertanyaan dan mengurangi beban Anda dalam mempersiapkan wawancara kerja.

Baca juga Kiat Menghadapi Pertanyaan Jebakan.

3. Fokus pada Gaji

Tidak bisa dipungkiri bahwa gaji menjadi salah satu faktor dalam mencari kerja. Namun, jika masih dalam tahap wawancara kerja, hindari terlalu menanyakan persoalan gaji. Terlebih ketika masih di posisi entry level.

Untuk memahaminya, perhatikan hal-hal berikut:

  • Hindari menanyakan gaji ketika masih 5-10 menit awal wawancara
  • Meminta informasi gaji sebelum menunjukkan kapasitas atau pengalaman
  • Menghubungkan alasan melamar pekerjaan karena besaran gaji
  • Langsung menolak atau keberatan saat gaji tidak sesuai dengan harapan

Berikut beberapa keadaan beserta rekomendasi jawaban ketika membahas persoalan gaji:

1. Ketika Sudah Ditanya Gaji yang Diharapkan

Anda bisa menjawab dengan kalimat berikut: "Berdasarkan riset saya dalam Industri ini di Kota A, saya memperkirakan besaran gaji yang akan saya terima dalam kisaran RpX - RpY. Dan saya terbuka untuk berdiskusi lebih lanjut jika ada faktor lain yang bisa saya jadikan pertimbangan."

2. Jika Recruiter Belum Membahas Gaji Tapi Sudah di Akhir Sesi Wawancara

Ketika sudah di penghujung wawancara, namun pihak perusahaan belum juga menyinggung persoalan gaji, Anda bisa mengajukan pertanyaan seperti ini: "Jika diperkenankan, saya ingin mengetahui struktur dari kompensasi yang akan perusahaan berikan pada posisi ini. Hal ini akan membantu saya dalam mengambil keputusan pada keberlanjutan proses rekrutmen ini."

3. Jika Perusahaan Menawarkan Gaji yang Lebih Rendah

Ada kemungkinan perusahaan akan menawarkan gaji yang lebih kecil dari yang Anda harapkan, sebelum memutuskan untuk menolak atau menerimanya, ajukan pertanyaan berikut: “Saya memahami bahwa setiap perusahaan memiliki struktur dan kebijakan tertentu. Jika kompensasi awal yang diberikan belum sesuai harapan saya, saya tertarik untuk mengetahui apakah ada evaluasi berkala atau peluang kenaikan seiring dengan performa kerja." Hal ini akan menunjukkan bahwa Anda bersikap profesional melalui sikap menghormati perusahaan dan menghargai keterampilan yang Anda miliki.

Baca juga Kesalahan Umum yang Sering Dilakukan Pelamar Saat Wawancara Kerja dan Cara Menghadapinya.

Kesimpulan

Menghadapi wawancara kerja untuk posisi entry level memang menantang, apalagi jika Anda belum memiliki pengalaman dalam ranah profesional yang signifikan. Namun, dengan persiapan yang matang, mulai dari memahami job description, melatih jawaban dari pertanyaan-pertanyaan umum, menonjolkan soft skill, hingga menyiapkan pertanyaan balik, akan membantu Anda untuk bisa tampil lebih percaya diri dan profesional di mata recruiter.

Ingatlah, posisi entry level bukan berarti posisi yang sepele. Justru dari posisi inilah fondasi karier Anda akan dibangun. Maka, maksimalkan setiap prosesnya, termasuk wawancara kerja, sebagai langkah strategis untuk membuka peluang masa depan karier Anda.

Jika Anda sedang mencari peluang kerja untuk posisi pemula yang sesuai dengan keahlian Anda, jangan lewatkan kesempatan mendaftar lowongan kerja entry level terbaru.

FAQ

1. Apa yang harus dibawa ketika wawancara kerja entry level?

Anda dapat membawa salinan CV, portofolio (jika sesuai dengan industri), KTP, ijazah, dan serifikasi keahlian.

2. Berapa lama biasanya wawancara kerja untuk posisi entry level dilakukan?

Bermacam-macam. Umumnya 15-30 menit. Namun tidak menutup kemungkinan untuk lebih.

3. Bolehkah menyebut pengalaman organisasi di kampus?

Boleh saja. Pengalaman organisasi bisa menunjukkan kemampuan Anda dalam kerja tim, kepemimpinan, dan tanggung jawab, yang mana semua itu penting untuk entry level.