Strategi Menjawab Pertanyaan Wawancara yang Tidak Anda Pahami
Wawancara kerja menjadi momen yang cukup menegangkan bagi para pencari kerja. Pasalnya, sesi tersebut akan menjadi penentu diterima atau tidaknya kandidat di sebuah posisi yang dilamar.
Perasaan gugup, grogi, dan takut tidak bisa menjawab pertanyaan pewawancara sering melanda para kandidat. Namun, ini merupakan perasaan yang sangat wajar terjadi di kalangan pencari kerja ketika menghadapi wawancara kerja.
Memahami pertanyaan wawancara akan mampu meningkatkan kepercayaan diri Anda dan terlihat profesional di hadapan pewawancara. Namun sebaliknya, ketika Anda tidak mampu menjawab pertanyaan dengan baik, pewawancara justru akan mempertanyakan kompetensi diri Anda.
Lalu bagaimana cara menjawab pertanyaan wawancara yang tidak Anda pahami? Cari tahu jawabannya di artikel ini!
- Kenapa Anda Tidak Bisa Memahami Pertanyaan Wawancara?
- Panduan Menjawab Pertanyaan Wawancara yang Tidak Anda Pahami
- Kesimpulan
Kenapa Anda Tidak Bisa Memahami Pertanyaan Wawancara?
Ketidakmampuan memahami pertanyaan wawancara tidak hanya disebabkan oleh kandidat itu sendiri. Seringkali hal tersebut juga muncul akibat dari beberapa alasan, seperti: tidak relevannya pertanyaan dengan posisi yang dilamar, penyampaian pertanyaan yang relatif terburu-buru, penggunaan istilah asing, atau pewawancara tidak memberikan latar belakang pertanyaan kepada kandidat terlebih dahulu.
Di sisi lain, selain kurangnya persiapan kandidat dalam menghadapi wawancara dengan baik, perasaan seperti grogi, tegang, gugup atau cemas yang mendominasi juga dapat membuat Anda kesulitan dalam memahami pertanyaan yang diberikan. Oleh karena itu, kemampuan mengelola perasaan-perasaan tersebut menjadi sangat penting agar mampu menjawab pertanyaan dengan baik.
Panduan Menjawab Pertanyaan Wawancara yang Tidak Anda Pahami
Tidak langsung bisa memahami pertanyaan ketika wawancara sangatlah wajar. Bahkan, kandidat yang sudah sering mengikuti interview juga bisa mengalami kebingungan ini.
Namun, yang terpenting bukanlah memahami pertanyaan dengan sekali dengar, tapi kemampuan untuk merespon situasi tersebut dengan profesional.
Berikut langkah-langkah yang bisa Anda ikuti ketika menghadapi pertanyaan yang tidak Anda pahami:
1. Jangan Panik dan Tetap Tenang
Ketika menghadapi pertanyaan yang tidak Anda pahami, pastikan diri Anda tidak panik dan tetap tenang. Karena, ketika Anda panik, wajah bisa tampak gugup, kata-kata yang keluar menjadi tidak terstruktur, dan kepercayaan diri menurun drastis di mata pewawancara.
Ambil jeda sejenak untuk mengatur napas dan menenangkan pikiran Anda. Jangan terburu-buru memberikan jawaban atau berpura-pura mengerti, karena dikhawatirkan justru jawaban yang keluar tidak sesuai dengan pertanyaan yang diajukan. Selain itu, pastikan bahwa diri Anda tetap terlihat percaya diri dengan mengontrol emosi dan menjaga ekspresi wajah untuk menunjukkan profesionalitas Anda di depan pewawancara.
2. Minta Klarifikasi dengan Santun
Ketika Anda tidak memahami pertanyaan yang diajukan, jangan ragu untuk meminta penjelasan dari pertanyaan tersebut dengan sopan. Anda bisa menggunakan kalimat, seperti:
- “Maaf, saya ingin lebih memahami maksud dari pertanyaan tersebut, mungkin bisa diulang kembali pertanyaannya.”
- “Mohon maaf. Mungkin bisa dijelaskan lebih rinci lagi pertanyaan yang baru saja disebutkan”
- “Apakah bisa dijelaskan beserta contohnya untuk memberikan gambaran lebih jelas?”
Dengan mengajukan pertanyaan tersebut, akan menunjukkan bahwa Anda proaktif dan memiliki keinginan untuk memahami pertanyaan secara utuh.
Baca juga Kiat Menghadapi Pertanyaan Jebakan
3. Ulangi Pertanyaan dengan Kata-kata Anda Sendiri
Mengulangi pertanyaan dengan kalimat versi Anda sendiri menjadi cara yang efektif ketika menghadapi situasi ini. Cara tersebut akan memastikan Anda memahami pertanyaan dengan tepat dan memberikan kesempatan kepada pewawancara untuk menjelaskan lebih detail jika memang penjelasan itu diperlukan.
Perhatikan contoh wawancara berikut:
Pewawancara: “Pernahkah Anda mengalami ketidaksepakatan antara brand guideline dan pendekatan kreatif dari tim desain? Bagaimana cara Anda mengatasinya?”
Untuk memastikan kejelasannya, Anda bisa mengklarifikasi dengan pertanyaan: “Maksudnya, apakah saya pernah berada di situasi di mana saya harus memilih antara mempertahankan identitas brand atau menyetujui ide visual yang lebih out of the box dari tim desain?”. Biasanya, respon pewawancara akan berbeda-beda, namun biasanya mereka akan mengkonfirmasi dengan menambahkan jawaban seperti, “Ya, seperti itu. Kami ingin tahu bagaimana Anda menavigasi konflik semacam itu."
4. Jawab dengan Apa yang Anda Ketahui dan Kaitkan dengan Pengalaman
Ketika mendapat pertanyaan yang kurang dapat Anda pahami, fokuskan pada yang Anda ketahui dan hubungkan dengan pengalaman relevan yang Anda miliki.
Mengapa strategi ini cukup efektif? Hal ini akan menunjukkan bahwa Anda memiliki kemampuan berpikir yang fleksibel dan kemampuan memahami konteks dengan baik.
Sebagai contoh, perhatikan simulasi wawancara untuk posisi staff administrasi berikut:
Pertanyaan pewawancara: "Bagaimana Anda menangani sistem manajemen dokumen berbasis ERP?"Jawaban kandidat (mengalihkan ke area yang dikuasai):
"Saya memang belum pernah secara langsung menggunakan sistem ERP untuk manajemen dokumen, tetapi selama bekerja sebagai staff administrasi di perusahaan distribusi, saya bertanggung jawab atas pengarsipan dan pendataan digital menggunakan sistem internal berbasis cloud. Dalam proses itu, saya terbiasa menyusun dokumen agar mudah dicari kembali, memberi label yang sistematis, dan menjaga agar file tetap up to date sesuai kebijakan perusahaan. Dari situ, saya belajar pentingnya akurasi, konsistensi, dan pengelolaan data secara terstruktur. Saya terbuka untuk belajar sistem ERP karena prinsip dasarnya mirip, hanya berbeda pada platform dan skalanya."
Dengan memberikan jawaban semacam ini, dapat membantu mengakui keterbatasan Anda tanpa terkesan lemah di mata pewawancara. Selain itu jawaban tersebut akan menunjukkan kepercayaan diri Anda, dan menunjukkan kemauan untuk terus belajar yang mana akan menjadi nilai lebih dari sisi recruiter.
Baca juga Sudah Interview tapi Belum Dipanggil Kerja? Lakukan Langkah Ini!
5. Jika Masih Belum Memahami, Akui secara Jujur dengan Profesional
Yang menjadi pertanyaan adalah, bagaimana jika sudah memahami pertanyaan, tapi tidak memiliki jawaban yang sesuai?
Dalam hal ini, mengakui keterbatasan dengan jujur dan terbuka akan menunjukkan bahwa Anda memiliki semangat untuk bertumbuh dan bisa bekerja sama dengan baik. Hal ini justru akan menjadi budaya yang sehat di dunia kerja Anda nantinya.
Perhatikan contoh keadaannya di bawah ini:
Pewawancara: “Apa pengalaman Anda dalam menggunakan software SAP untuk administrasi keuangan?”
Dalam hal ini, Anda sudah memahami maksud dari pertanyaan pewawancara, namun tidak memiliki pengalaman dalam menggunakan software SAP. Sebagai alternatif, Anda bisa menjawab dengan berikut:
“Saya belum pernah menggunakan SAP secara langsung, namun saya terbiasa dengan tools administrasi seperti Excel dan Google Sheets. Saya yakin bahwa saya bisa cepat belajar bila diberi kesempatan.”
Kesimpulan
Dalam sesi wawancara, sangat mungkin Anda menghadapi pertanyaan yang tidak Anda pahami. Hal ini sering terjadi tidak hanya bagi pemula, tapi juga pencari kerja yang sudah berpengalaman dalam menghadapi wawancara.
Untuk mengkondisikan situasi tersebut, Anda perlu tetap tenang dan tidak menjawab dengan asal. Mintalah klarifikasi dari pertanyaan tersebut dengan meminta untuk mengulangi pertanyaan dengan lebih jelas atau disertai dengan contoh. Ulangi pertanyaan dengan kalimat versi Anda untuk mengetes pemahaman dan mendapat konfirmasi dari pewawancara. Jangan lupa untuk menyertakan pengalaman relevan yang Anda miliki untuk meyakinkan pewawancara sehingga kemungkinan Anda diterima dapat meningkat.
Setelah memahami hal-hal di atas, saatnya Anda mempraktikkan strategi ini di dunia nyata. Temukan peluang kerja yang sesuai dengan keahlianmu di halaman lowongan kerja terbaru di berbagai bidang.