Peran HR dalam Membangun Budaya Kerja Positif di Perusahaan

Author
Ditulis olehTim Loker • Update 26 Mei 2025
Zona HR

Lingkungan Kerja

State of the Global Workplace 2023 dari Gallup melaporkan fakta mencengangkan bahwa hanya sekitar 21% karyawan di seluruh dunia yang benar-benar terlibat secara emosional dan produktif di tempat kerja mereka. Rendahnya keterlibatan secara emosional ini seringkali berakar pada budaya kerja yang tidak sehat, yaitu lingkungan yang tidak mendukung pada kesejahteraan dan perkembangan karyawan.

Artinya, masih banyak sekali karyawan yang belum mendapat budaya kerja yang positif dengan tempat kerja mereka. Padahal lingkungan dan budaya kerja yang positif akan meningkatkan motivasi karyawan dalam bekerja, sehingga akan memberikan keuntungan bagi perusahaan dalam jangka panjang.

Lantas bagaimana peran HR dalam memenuhi kebutuhan karyawan berupa membangun budaya kerja yang positif di perusahaan? Dapatkan tipsnya di artikel ini dan ciptakan budaya kerja yang nyaman untuk karyawan Anda!

Mengapa Budaya Kerja Positif Penting bagi Perusahaan?

Budaya kerja merupakan kumpulan nilai dan norma baik tertulis atau tidak tertulis yang mengatur komunikasi, interaksi, hingga kegiatan operasional perusahaan di sebuah perusahaan. Sedangkan, budaya kerja yang positif adalah budaya kerja yang menjunjung rasa hormat antar karyawan sehingga lingkungan kerja yang sehat dapat terbentuk.

Dalam dunia kerja yang dinamis seperti sekarang ini, budaya kerja tidak lagi hanya menjadi aspek pendukung semata, namun sebuah pondasi utama dalam menentukan keberhasilan sebuah perusahaan. Dalam jangka panjang, budaya kerja yang positif dapat mengurangi risiko stress akibat kerja pada karyawan sehingga produktivitas kerja akan meningkat. Dengan demikian tujuan bisnis dari perusahaan akan dapat tercapai dengan lebih mudah.

Untuk dapat membentuk budaya kerja yang positif, diperlukan kerja sama setiap bagian dari perusahaan. Di sinilah peran HR dibutuhkan. Melalui strategi yang tepat, HR akan mampu menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan suportif, yang tidak hanya membuat karyawan nyaman dan betah, tetapi juga mendorong pertumbuhan bisnis secara berkelanjutan.

Peran Strategis HR dalam Membentuk Budaya Kerja yang Sehat

Dalam perannya, HR tidak hanya bertugas dalam hal administratif atau rekrutmen saja. Namun, HR juga berperan besar dalam memastikan nilai, visi, dan misi perusahaan tidak hanya menjadi slogan, tetapi juga menjadi hidup di setiap perilaku sehari-hari karyawan di perusahaan.

Lalu bagaimana cara HR memastikan nilai-nilai tersebut berlaku di lingkup kerja? 

Tim HRD

HR Sebagai Penjaga Nilai dan Visi Perusahaan

Hal ini dilakukan dengan menuangkan nilai-nilai perusahaan ke dalam seluruh kebijakan, baik kebijakan sumber daya manusia (rekrutmen, pelatihan, evaluasi) maupun kebijakan operasional (produksi, investasi, keuangan, pemasaran, dan lain sebagainya).

Sebagai contoh, perusahaan memegang prinsip integritas. HR menjadi role model dalam penerapan nilai integritas ini dalam kehidupan sehari-hari dengan seperti menjaga rahasia internal perusahaan, datang tepat waktu, menyelesaikan tugas dengan baik, dan tidak melakukan hal-hal yang dapat merugikan perusahaan.

Selain itu, HR dapat memanfaatkan sesi onboarding untuk dapat menjelaskan nilai-nilai perusahaan kepada karyawan sejak pertama kali bergabung ke dalam perusahaan. Dengan sesi onboarding yang efektif, perusahaan akan menciptakan pondasi yang kuat pada diri karyawan sehingga keterikatan antar karyawan dan perusahaan dapat terbentuk dengan baik. 

Tertarik menjadi bagian dari tim HR yang turut membentuk budaya kerja yang positif? Kunjungi loker HRGA dan mulai kariermu sebagai penggerak budaya kerja yang positif!

Menyelaraskan Proses Rekrutmen dengan Budaya Perusahaan

Dalam proses untuk mendapatkan kandidat yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan, HR tidak hanya harus mencari kandidat yang memiliki kemampuan, tetapi juga kandidat yang cocok dengan budaya kerja perusahaan. 

HR dapat membranding perusahaan dengan budaya yang sesuai dengan nilai mereka. Hal ini dapat dilakukan dengan menampilkan budaya kerja melalui konten yang dibagikan di berbagai laman media sosial. Misal, jika perusahaan memiliki budaya formal, maka konten yang ditampilkan harus mencerminkan suasana kerja yang profesional, sistematis, dan menjunjung tinggi etika.

Selain itu, untuk mengetahui kesesuaian kandidat dengan budaya perusahaan, Anda bisa melakukan:

  • Wawancara. memberikan pertanyaan baik teknis maupun non-teknis yang akan membantu HR memahami gaya kerja kandidat.
  • Survey. Menelusuri jejak digital kandidat melalui sosial media yang dimiliki.
  • Tes Kepribadian. Membagikan tes kepribadian, seperti MBTI atau Big Five untuk memahami lebih lanjut kecenderungan kandidat.

Baca juga Peran HR dalam Membangun Employer Branding yang Kuat

HR: Fasilitator Komunikasi Internal

Pada peran ini, HR menjadi jembatan utama antara manajemen dan karyawan dalam memastikan bahwa nilai-nilai perusahaan, seperti profesionalisme dan kejujuran tercermin dalam perilaku kerja karyawan sehari-hari.

Hal ini dapat dilakukan dengan membuat aturan tertulis yang memuat pedoman komunikasi antar bagian. Poin panduannya dapat melingkupi gaya bahasa, media komunikasi, hingga etika dalam rapat maupun diskusi. Dengan panduan yang sistematis, maka konsistensi dan profesionalisme komunikasi dapat terbentuk dengan baik di antara karyawan sehingga dapat mengurangi potensi terjadinya kesalahpahaman di antara mereka.

Selain itu, dengan pedoman yang terstruktur pula, akan mempermudah karyawan baru dalam dalam memahami budaya kerja dengan lebih cepat.

Apresiasi Karyawan

Membangun Program Pengembangan dan Apresiasi

Melalui peran aktif HR dalam mengembangkan kemampuan karyawan, maka akan terbentuk lingkungan kerja yang sehat, mendukung kemajuan, dan dapat meningkatkan keuntungan bagi perusahaan.

Untuk mewujudkannya, Anda perlu melakukan:

  • Identifikasi kebutuhan pelatihan. Misal, karyawan perlu meningkatkan kemampuan kerja sama, maka pelatihan seputar komunikasi yang efektif, penyampaian ide dengan jelas, hingga kemampuan memberikan umpan balik, perlu menjadi prioritas bagi perusahaan
  • Merancang pelatihan yang berkelanjutan. HR perlu memastikan bahwa pelatihan ini bukan sekedar formalitas, tapi berjalan sesuai dengan berkembangnya kebutuhan karyawan. Sehingga dapat menjadi alat untuk investasi jangka panjang perusahaan. 
  • Monitoring dan evaluasi. Untuk memastikan bahwa pelatihan yang diberikan berdampak untuk kemajuan perusahaan, Anda perlu melakukan evaluasi yang dengan cara meminta feedback peserta pelatihan, dan memperhatikan efek dari pelatihan tersebut pada kinerja karyawan terkait.

Jika Anda memiliki passion dalam mendidik dan membina SDM di dalam perusahaan, posisi Internal Trainer bisa menjadi pilihan karier yang tepat. Peran ini berkontribusi dalam membentuk budaya kerja yang progresif melalui pelatihan berkelanjutan.

Menciptakan Lingkungan Kerja yang Inklusif dan Aman

Lingkungan kerja yang nyaman tentu akan menambah produktivitas tiap karyawan. Karenanya, tanggung jawab untuk menciptakan lingkungan tersebut menjadi sangat krusial. Sebagai HR, Anda dapat membentuk lingkungan kerja yang nyaman dengan berikut:

  • Mengembangkan kebijakan yang mendorong keberagaman. HR perlu memastikan bahwa setiap anggota dari perusahaan, memiliki kesempatan yang sama untuk memaksimalkan potensi dan memiliki perkembangan karier yang jelas, tanpa memandang latar belakang suku, agama, ataupun gender.
  • Memelihara komunikasi yang sehat. Komunikasi yang inklusif dapat mengurangi potensi terjadinya konflik dan kesalahpahaman antar karyawan.
  • Menciptakan sistem pelaporan yang aman. Untuk memastikan karyawan merasa aman dari segala macam diskriminasi, pelecehan, maupun tindak kriminal lainnya, seorang HR perlu memastikan sistem pelaporan terjaga dan dapat ditindaklanjuti dengan sebagaimana mestinya.

Employee Engagement

Kesimpulan

Membentuk budaya kerja yang positif menjadi sangat penting untuk menjaga keberlanjutan perusahaan. Dalam hal ini, peran HR sangatlah krusial sebagai pengarah dan penjaga dari nilai-nilai perusahaan. HR tidak hanya bertugas memastikan aturan perusahaan berlaku di antara karyawan, tapi juga membentuknya dari awal proses onboarding karyawan, menjadi fasilitator komunikasi internal, menciptakan lingkungan kerja yang aman, dan membangun program pelatihan sebagai wadah untuk mengembangkan potensi tiap anggotanya. 

Dengan budaya kerja yang sehat, maka tujuan jangka panjang perusahaan akan lebih mudah tercapai karena produktivitas di antara karyawan pun telah terbentuk.

Bangun budaya kerja sehat sejak proses perekrutan, dengan memastikan Anda memilih platform yang tepat untuk memulai! Dengan memasang lowongan kerja di Loker, Anda dapat menjangkau kandidat yang tidak hanya berkualitas secara teknis, tetapi juga sesuai dengan budaya dan nilai perusahaan Anda.