Meryam Zahida : Bukan Sekadar "Ordal", Membangun Koneksi Membuka Peluang Kerja

Author
Ditulis olehTim Loker • Update 25 Mei 2025
Rubrik Profil

meryam-zahida-freelance-konten-tahun-2025

Di zaman serba layoff dan banyak juga orang sedang mencari pekerjaan, peluang bekerja bukan hanya soal menjadi standout dan skillset yang mumpuni, mengenal "ordal" alias orang dalam juga bisa menjadi poin penting untuk memperbesar peluang mendapatkan proyek. Meryam Zahida, seorang freelancer konten kreator dan konten manajemen mengamini hal tersebut. Sebagai freelancer ia mengaku beberapa proyek kepenulisan yang ia dapatkan justru dari kenalan, teman, atau orang yang pernah menggunakan jasanya sebelumnya.

"Kadang juga dapat dari komunitas yang aku join di dalamnya," tambahnya. Seperti apa perjalanan karier Meryam sampai akhirnya membawa ia menjadi freelancer dan bagaimana tips triknya lebih lanjut menjadi pekerja freelance? Langsung baca aja!

Boleh diceritakan pengalaman kerja Anda sebelumnya sampai akhirnya menjadi freelancer seperti sekarang ini? 

Awalnya saya memutuskan menjadi freelancer karena di-layoff dari perusahaan saya bekerja sebelumnya. Kebetulan selama 5 tahun bekerja di perusahaan sebelumnya, setidaknya 3 tahun saya menjalaninya secara WFH.  Karena pada saat itu ada pandemi COVID-19 sehingga perusahaan menerapkan sistem kerja WFH.

Saat itu, menjadi sebuah keberkahan untuk saya bisa bekerja WFH. Karena saat itu saya baru memiliki bayi. Sebagai ibu baru, merupakan sebuah dilema bagi saya harus meninggalkan anak bekerja. Namun karena diterapkannya sistem WFH ini, dilema ini mulai pudar. Bahkan saya sudah membayangkan kedepannya akan banyak kesempatan bekerja yang bisa dilakukan secara remote

Dari bayangan itulah saya terpikir untuk hanya melamar ke lowongan kerja yang menawarkan sistem remote atau minimal hybrid. Sebenarnya saya mau saja bekerja secara fulltime employee (asalkan remote atau hybrid), tapi kesempatan yang datang dan terbuka untuk saat ini adalah freelance. Bahkan sekarang ada istilahnya fulltime freelancer, wkwkwk.

Sebagai seorang freelancer konten, layanan apa saja yang Anda tawarkan?

Saya memberikan beberapa layanan yang sesuai dengan kapasitas dan pengalaman yaitu:

- Content writer (web dan social media).

- Content planner.

- Content strategist.

- Copywriter.

- Script writer.

- Pernah juga sebagai media relation. 

Bagaimana Anda melihat perkembangan industri konten saat ini, terutama dengan semakin banyaknya platform media sosial dan persaingan yang ketat?

Saya melihat indsutri ini seperti arena balap yang semakin ramai. Semua orang bisa jadi kreator, semua brand ingin viral dan dikenal, dan algoritma media sosial terus berubah. Tantangannya bukan cuma bikin konten yang bagus, tapi bagaimana konten kita bisa standout di tengah “kebisingan” digital. 

Sekarang orang tidak lagi tertarik sama konten yang terlalu dipoles. Audience lebih suka sesuatu yang real, relatable, dan punya nilai storytelling yang kuat. 

Sekarang orang juga bisa menggunakan AI untuk membantu membuat konten, mulai dari copywriting, desain, bahkan video. Awalnya saya berpikir ini akan jadi tantangan kedepannya, takutnya profesi content writer jadi tergantikan. Tapi menurut saya, sentuhan manusia tidak bisa digantikan. Kreativitas dan storytelling yang kuat dari manusia masih jadi faktor utama pentingnya profesi ini. 

Kuncinya adalah memahami audiens, berani eksplor, dan selalu update tren tanpa kehilangan identitas. Karena dalam dunia konten, yang bertahan bukan yang paling viral, tapi yang paling relevan. 

Tantangan terbesar apa yang Anda hadapi sebagai seorang freelancer konten, terutama dalam mencari klien dan mendapatkan project?

Salah satu tantangan yang saya hadapi sebagai freelancer adalah mencari klien yang tepat dan menjaga aliran project tetap stabil. Apalagi saat kerja kantoran pun, saya bukan tipe yang “kutu loncat” alias cukup awet hingga tahunan kerja di satu perusahaan. 

Menghadapi proses pencarian, lamar melamar, dan interview cukup jadi momok untuk saya saat ini. Fase lamar melamar jadi semakin sering, maksimal tiap tahun jika kontrak habis harus melamar lagi. Tapi harus dihadapi dan dijalani. 

Selain itu, persaingannya juga sangat ketat. Ada banyak freelancer yang menawarkan jasa yang sama dengan harga yang beragam. Sementara saya harus menentukan rate yang sesuai dengan kualitas kerja dan pengalaman saya. 

Namun di project sebelumnya saya cukup terbantu berkat adanya referral. Baru kali ini rasanya saya merasakan manfaat adanya “ordal”. Sehingga sekarang saya berpikir perlu membangun koneksi yang baik dengan banyak orang. Karena referral menjadi salah satu peluang pembuka jalan untuk mendapatkan project

pentingnya-membangun-jaringan-sebagai-freelancer-tahun-2025

Bagaimana Anda menyikapi persaingan yang semakin ketat di industri konten? Strategi apa yang Anda gunakan untuk menonjolkan diri dan mendapatkan klien?

Saya melihat persaingan bukan sebagai sesuatu yang menakutkan, tapi sebagai pemacu untuk terus berkembang. Dengan fokus mendalami skill set, membangun kepercayaan, dan terus beradaptasi, saya yakin bisa terus bertahan dan berkembang di industri ini. Saya juga yakin bahwa content writer adalah jenis pekerjaan yang long lasting dan sustain. Dunia digital berkembang begitu cepat, tantangannya bukan hanya bertahan, tapi juga terus relevan.

Kalau strategi untuk menonjolkan diri dan mendapatkan klien, masih sulit untuk saya ukur. Karena saya juga sering mengalami kegagalan mendapatkan project dengan strategi yang sama. Bagi saya proses mendapatkan klien itu jodoh-jodohan. 

Strategi yang sering saya lakukan adalag jujur dengan kemampuan skillset yang saya kuasai dengan menampilkan portofolio dan pengalaman. Tapi juga saya perlu menjelaskan skill yang sedang saya dalami atau pelajari, sehingga potensi-potensi saya untuk bereksplorasi bisa terlihat. 

Menurut Anda, apa saja keterampilan atau kualitas yang paling penting untuk dimiliki oleh seorang freelancer konten supaya bertahan di era digital ini?

Saya menyadari bahwa ada beberapa keterampilan dan kualitas yang perlu dimiliki supaya bertahan di era digital ini. Pertama adalah beradaptasi dan belajar cepat. Sebagai freelancer kita akan berpindah-pindah klien, project, dan niche / produk yang berbeda. Treatment-nya pun tentu akan berbeda. Saya rasa sebagai content writer harus belajar terus, terutama belajar memahami audience dan product knowledge dari project yang kita pegang. Makanya saya selalu mencari banyak referensi, mengikuti learning webinar, maupun masuk komunitas yang banyak diskusinya. 

Kedua, manajemen waktu dan disiplin. Jujur jadi freelancer itu godaannya banyak. Bisa kerja kapan aja dan dimana aja itu terdengar enak, tapi kalau tidak disiplin bisa keteteran dengan melewati deadline. Kalau di pengalaman saya, saya tetap mengatur sistem kerja yang jelas, membuat to do list, dan mengatur waktu yang baik. Supaya semua project dan urusan domestik selesai tepat waku tanpa burnout

Ketiga, komunikasi dan negosiasi yang jelas di awal. Terkadang klien kurang jelas dalam memberikan brief atau meminta revisi tanpa batas. Dulu saya sering mengalaminya, akhirnya saya belajar untuk mengkomunikasikannya lebih jelas.

Keempat, saya selalu berusaha memperdalam pemahaman skill lainnya yang relevan dengan profesi saya. Meskipun saya sudah 9 tahun menggeluti dunia penulisan konten, tapi saya tetap belajar dan terus ter-update dengan ilmu-ilmu baru. Hingga saat ini saya masih suka ikut kelas-kelas copywriting, SEO, digital marketing, social media management, dan lainnya yang mungkin akan sangat berguna di era digital masa mendatang atau saat sedang memegang project

Bagaimana Anda membangun dan menjaga hubungan baik dengan klien?

Cara saya membangun dan menjaga hubungan baik dengan klien adalah menjalin komunikasi dengan baik. Apalagi freelance yang saya jalani secara remote, fast response dan memberi kabar di chat terutama di jam-jam kerja sangatlah penting. Ini juga modal saya agar mereka percaya dengan komitmen saya terhadap perkejaan yang saya jalani. 

Di mana saja Anda biasanya mencari lowongan pekerjaan freelance? Platform atau situs web apa yang paling efektif menurut Anda?

Saya biasanya mencari lowongan di website lowongan kerja seperti Linkedin, Jobstreet, Instagram, dan grup komunitas. Namun di pengalaman saya, mendapatkan kerja dari teman (referral) dan grup komunitas cukup efektif.

Selain menjadi freelancer konten, Anda juga tertarik dengan dunia fashion stylist. Bisakah Anda ceritakan bagaimana kedua bidang ini saling berkaitan dalam pandangan Anda?

Sebenarnya saya sudah lama meninggalkan dunia fashion stylist  sebagai pekerjaan. Kalaupun saya membuat konten ootd di sosmed pribadi, tidak lebih dari sekedar hobi dan untuk seru-seruan. Teman-teman yang sudah kenal saya dari lama juga sering bertanya tentang, bagaimana mix & match untuk ke sebuah acara, atau meminta rekomendasi brand pakaian. Saya selalu senang memberikan insight menurut pandangan saya dan kenyamanan mereka.

Sebenarnya, dunia konten dan fashion stylist itu punya benang merah yang kuat. Keduanya adalah soal bagaimana kita bercerita atau mempresentasikan pakaian. Saat menulis konten, saya berpikir tentang tone, audiens, dan bagaimana membuat sebuah pesan menjadi lebih engaging. Sementara dalam fashion styling, kita bercerita tapi lewat warna, tekstur, dan siluet pakaian.

pengalaman-sebagai-freelancer-dan-pentingnya-berjejaring-tahun-2025

Peluang kolaborasi seperti apa yang Anda lihat antara content creator dan fashion stylist di era media sosial ini? Jika ada, bagaimana bentuk kolaborasi yang Anda bayangkan?

Saya melihat peluang kolaborasi antara content creator dan fashion stylist di era media sosial ini semakin luas, terutama karena storytelling visual semakin dominan. Di platform seperti Instagram dan TikTok estetika bukan hanya pelengkap, tapi bagian utama dari bagaimana sebuah brand atau individu membangun identitas.

Salah satu bentuk kolaborasi yang menarik adalah menciptakan konsep konten yang menggabungkan narasi kuat dengan tampilan visual yang dikurasi dengan baik. Misalnya, seorang fashion stylist bisa bekerja sama dengan content creator untuk membuat video edukatif tentang fashion. Seperti cara mix and match outfit sesuai body type atau bagaimana membangun wardrobe kapsul. 

Dari sisi content creation, ini bisa dikemas dengan storytelling yang engaging, sementara fashion stylist memastikan bahwa visual yang ditampilkan benar-benar on point dan sesuai dengan tren atau identitas brand.

Sebagai seorang yang memiliki minat di kedua bidang ini, bagaimana Anda melihat prospek karier di masa depan? Apakah Anda berencana untuk mengembangkan keduanya secara bersamaan?

Saya rasa prospeknya karier ini pasti terus berkembang di masa depan. Banyak orang yang butuh referensi untuk mempresentasikan diri secara penampilan. Contohnya saja public figure atau orang-orang yang harus bekerja di depan kamera.  Tapi, untuk saat ini saya belum ada rencana untuk lanjut sebagai fashion stylist secara komersil. 

Adakah pesan atau inspirasi yang ingin Anda bagikan kepada pembaca, terutama bagi mereka yang sedang berjuang mencari pekerjaan baik fulltime atau pun freelance?

Sebagai orang yang pernah di-layoff, saya memahami betul bagaimana sulitnya mendapatkan pekerjaan baik fulltime atau pun freelance. Apalagi yang di-layoff bukan saya doang, tapi banyak orang lainnya di perusahan-perusahaan lain, sehingga persaingan semakin banyak.  Rasanya kita harus selalu siap untuk diberhentikan dari pekerjaan kita, makanya harus mulai menyiapkan “bantalan” sendiri sejak dini. Bangun relasi sebaik mungkin, baiklah pada orang lain,  dan bangun reputasi yang positif, karena kita tidak pernah tahu dari mana peluang pekerjaan itu datang. 

Jangan takut dan malu jika harus mulai dari awal atau pun harus mundur beberapa langkah dari titik sebelumnya. Jangan sungkan juga untuk belajar lagi, update hal-hal baru, atau memperbanyak skill set. Bangun diskusi dengan orang yang lebih berpengalaman, entah itu rekan kerja sebelumnya ataupun di komunitas. 

Realistis dan ambil peluang yang paling mungkin dikerjakan jika masih sesuai dengan minat dan skill set yang kamu miliki. Buat rencana untuk kedapannya. Mulai dulu dari rencana-rencana kecil atau jangka pendek, rencana cadangan, lalu rencana jangka panjang. Ini agar pilihan bidang pekerjaan yang kamu pilih bisa longlasting

Tetap terhubung dengan Loker ID untuk mendapatkan cerita-cerita menarik seputar perjalanan karier para expert di Rubrik Profil!