Helma Kusuma: PR Era Dulu Vs Era Digital? Enggak Ada Bedanya Kok!

Author
Ditulis olehTim Loker • Update 12 Januari 2025
Rubrik Profil

senior-pr-helma-tahun-2024

"Digital hanyalah sebuah alat, salah satu metode yang digunakan oleh para profesional PR; yang dapat membuat semua upaya PR lebih terukur dan terarah," ungkap Helma Kusuma, seorang Communications Lead/PR Expert yang sudah berkecimpung di dunia public relations selama 25 tahun terakhir.

"Satu-satunya perbedaan adalah pola pikir / mindset. Para profesional PR di era digital sekarang ini harus memiliki pola pikir baru, yaitu pola pikir growth / pertumbuhan = pola pikir data (metrik, data, OKR/ KPI yang jelas), tambah senior PR yang merupakan alumni Universitas Indonesia ini.

Perlu digaris bawahi adalah PR / Public Relations / Hubungan Masyarakat merupakan studi atau jurusan formal sebagai bagian dari Studi Komunikasi di banyak universitas di seluruh dunia. Setelah masuk era digital, kemudian orang banyak memisahkan antara PR digital dan PR tradisional. Padahal sama sekali tidak ada perbedaan jika dilihat dari segi ilmu.

Aplikasi-aplikasi atau platform digital yang jumlahnya sekarang cukup banyak dapat dijadikan alat yang mempermudah para praktisi PR mencapai tujuan mereka secara lebih terukur dan terarah - itu salah satu manfaat / keuntungan para praktisi PR di era digital sekarang ini dibandingkan di era analog di masa lalu. 

Baik dulu maupun sekarang, yang paling penting bagi para praktisi PR adalah menetapkan tujuan jangka pendek dan jangka panjang agar setiap kampanye PR Anda berhasil dan menemukan strategi yang efektif serta metode yang sesuai. Dan faktor penting lainnya adalah bagaimana Anda mengeksekusi strategi Anda.

Seperti apa insight lebih dalam dari Helma terkait dunia PR dulu dan sekarang? Yuk, langsung simak obrolannya di sini!

Bisa ceritakan sedikit tentang pengalaman awal Anda di bidang PR? Apa yang membuat Anda tertarik untuk terjun ke dunia komunikasi?

Background pendidikan saya memang Jurusan Komunikasi dengan program studi Public Relations (PR) dari UI (Universitas Indonesia). Sehingga ketika lulus, walau sempat kerja di bidang jurnalistik sebentar, pada akhirnya saya berusaha untuk mendapatkan kesempatan di bidang yang memang sesuai dengan latar belakang pendidikan saya, yaitu PR.

Selama 25 tahun terakhir dalam kehidupan professional saya, baik ketika saya bekerja untuk corporate, startup, atau organisasi non-profit, maupun ketika saya memiliki firma PR sendiri, saya selalu bekerja di bidang PR / Komunikasi. Passion saya memang di bidang tersebut. Dan dengan pengalaman di bidang itu yang sudah lebih dari 25 tahun, rasanya bidang ini yang paling saya kenal sepanjang hidup saya. 

Apa tantangan terbesar yang Anda hadapi saat memulai karier di bidang PR, dan bagaimana Anda mengatasinya?

Ketika baru memulai karier di bidang PR, tantangan terbesar adalah menjembatani antara ilmu yang saya dapat di kampus dengan realita di dunia kerja di bidang PR. Cukup banyak perbedaan yang membuat saya cukup kaget. Namun, saya sadar bahwa solusi terbaik pada akhirnya adalah kita harus selalu mengambil sikap pantang menyerah dan bersedia untuk terus belajar. Bahkan ketika saya sudah memiliki pengalaman di bidang ini lebih dari 25 tahun, saya masih terus belajar. Belajar itu tidak ada rentang waktunya. Usahakan sepanjang hidup kita harus selalu mau belajar. Apalagi dengan adanya perkembangan dunia digital yang begitu pesat dan otomatis berpengaruh pada cara kita bekerja di bidang Komunikasi / PR, tentu kita harus selalu bersedia untuk upgrade diri dengan tren, perkembangan zaman, dan perubahan. Kita harus selalu memiliki mindset untuk terus tumbuh dan berkembang. Siapa yang mampu beradaptasi, merekalah yang akan bertahan.

Kita juga harus selalu mampu beradaptasi dengan kenyataan bahwa dunia sekarang ini sudah terkoneksi secara global melewati batas geografi dan perbedaan waktu, jangan membutakan diri terhadap tren apa yang terjadi secara global. Jadi cara berpikir harus global namun kita juga tetap harus mampu mengaplikasikannya secara lokal (think globally act locally).  

Apa yang membuat Anda memutuskan untuk berkarir jangka panjang di bidang PR, khususnya di sektor lingkungan? Apa yang paling Anda sukai dari pekerjaan ini? Apa yang membuat Anda tetap bersemangat?

Alasan mengapa saya memilih berkarir panjang di dunia PR adalah karena background pendidikan saya di bidang tersebut, passion saya di bidang tersebut dan dengan pengalaman serta jam terbang selama 25 tahun lebih bekerja di bidang PR/Komunikasi, hal ini merupakan aset/bekal saya sehingga saya memiliki kepercayaan diri yang cukup besar untuk terus bertahan di bidang ini.

Saya masuk ke sektor organisasi non-profit terkhususnya yang fokus pada isu kesehatan lingkungan, itu baru satu tahun terakhir ini. Sebenarnya masuk ke sektor manapun buat saya tidak terlalu masalah, karena bidang Public Relations dan Komunikasi pasti dibutuhkan di setiap sektor / industri baik di startup, korporat, maupun organisasi non-profit.    

Yang paling saya sukai dari pekerjaan PR adalah dampak dari profesi ini bukan sesuatu yang kecil, namun besar. Walaupun prosesnya cukup menantang dan makan waktu, namun ketika kita memetik hasilnya, hal ini memberikan dampak yang besar buat perusahaan/brand misalnya dalam membentuk reputasi yang baik, bagi organisasi misalnya memberikan dampak positif bagi masyarakat luas, ada perasaan bangga telah berkontribusi untuk sesuatu yang baik/positif. Ada rasa kepuasan yang tidak bisa digambarkan.

Yang membuat saya tetap semangat adalah mengetahui bahwa efek dari pekerjaan saya bermanfaat bagi banyak orang bukan saja secara internal bagi perusahaan atau brand atau organisasi yang saya wakili, namun juga secara eksternal bagi publik / audience yang dijadikan target dari kampanye yang saya lakukan. Itulah mengapa saya cukup pemilih dengan siapa saya bekerja, untuk siapa dan apakah ada misi positif untuk sesuatu yang lebih baik bagi banyak orang. Bekerja bukan hanya untuk diri sendiri tapi yang bisa memberi manfaat bagi banyak orang. Hal-hal tersebut yang bisa membuat saya lebih bersemangat untuk bekerja dan berusaha mencapai tujuan dan misi besar tersebut. 

Bisa Anda ceritakan tentang pengalaman paling berkesan dalam mengatasi krisis komunikasi di perusahaan? Apa pelajaran berharga yang Anda dapatkan?

Di setiap klien yang saya tangani atau ketika saya bekerja menjadi praktisi Komunikasi / PR internal, selalu ada krisis komunikasi yang dihadapi dengan level yang berbeda-beda. Namun paling banyak adalah adanya narasi buruk / negatif terhadap brand / perusahaan yang disampaikan lewat media. 

Langkah pertama yang perlu kita ambil sebagai praktisi PR / Komunikasi adalah mengidentifikasi krisis tersebut, apakah sudah mencapai level dimana narasi buruk diberitakan lewat media tier-1 dan 2 atau belum. Tidak semua narasi buruk perlu ditanggapi secara berlebihan. Kemudian kita bisa mulai aktif melakukan kegiatan untuk membentuk narasi positif lewat mainstream media maupun lewat owned media seperti website dan media sosial.

Bangunlah opini publik yang lebih positif terhadap brand / perusahaan yang anda wakili - tentu saja dengan tujuan untuk mendapatkan trust/kepercayaan sehingga kegiatan yang dilakukan harus bersifat otentik dan honest/jujur (tidak mengada-ada). Sesuatu yang otentik/jujur akan lebih menyentuh target audience anda. Dan pastikan anda melakukannya secara kontinyu sehingga hal ini bukan merupakan counter-attack/serangan balik terhadap masalah yang terjadi, tapi kampanye menyeluruh untuk membentuk reputasi positif dengan tujuan jangka panjang. Hal ini bukan saja merupakan langkah baik untuk meredam sentimen negatif, namun juga untuk pembentukan reputasi positif jangka panjang.   

Namun untuk narasi buruk yang telah terlanjur dipublikasikan lewat media tier-1 dan 2 atau lewat media sosial yang kemudian menjadi viral (krisis komunikasi mencapai level lebih tinggi), perlu kiranya kita mengidentifikasi stakeholder, kemudian mulai mengembangkan pesan-pesan kunci yang jelas dan konsisten yang dapat mengatasi permasalahan dengan khalayak yang berbeda. Kemudian kita perlu membangun sistem notifikasi dan monitoring. Juga melakukan perencanaan skenario untuk mengidentifikasi risiko dan langkah-langkah yang dapat diambil untuk menyelesaikan krisis. Selesaikan permasalahan yang ada yang memicu terjadinya krisis dengan narasi kejujuran, empati dan bertanggung jawab. Sehingga Anda bisa menyelesaikan masalah dan meraih kembali kepercayaan publik secara perlahan.   

pengalaman-senior-pr-helma-tahun-2024

Bagaimana menurut Anda perkembangan dunia PR dari dulu hingga sekarang? Apa saja perubahan signifikan yang terjadi?

Baik dulu maupun sekarang, yang paling penting bagi para praktisi PR adalah menetapkan tujuan jangka pendek dan jangka panjang agar setiap kampanye PR Anda berhasil dan menemukan strategi yang efektif serta metode yang sesuai. Dan faktor penting lainnya adalah bagaimana Anda mengeksekusi strategi anda.

Cara eksekusi yang berbeda untuk strategi yang sama bisa memperoleh hasil yang berbeda. Keberhasilan mengeksekusi tergantung jam terbang dan kemauan untuk belajar dari praktisi PR bersangkutan, serta kemampuan mengidentifikasi target audience dari kampanye PR Anda. Anda sebaiknya update terhadap tren yang sedang berlaku karena mungkin itu eksekusi yang paling tepat saat ini.

Dan untuk tahun depan atau beberapa tahun mendatang, kita perlu belajar untuk melihat trend yang berlaku di masa depan, sehingga akan berpengaruh terhadap eksekusi kampanye PR Anda yang harus disesuaikan dengan tren yang sedang berlaku. Kita juga perlu berani melakukan berbagai upaya uji coba / eksperimen sehingga bisa memilih mana eksekusi dan metode yang paling tepat dengan kondisi sekarang dan yang paling sesuai dengan target audience Anda, juga apakah itu bisa mencapai tujuan yang sudah ditentukan di awal.

Apa saja keterampilan yang menurut Anda paling penting bagi seorang praktisi PR di era digital saat ini?

Kecintaan membaca dan keterampilan menulis merupakan syarat utama untuk menjadi praktisi PR di era digital saat ini. Dan hal penting lainnya adalah keinginan untuk mau terus belajar hal-hal baru dan update dengan tren yang berlaku di era digital terutama aspek-aspek dan ilmu baru dalam digital marketing untuk melengkapi ilmu PR dan komunikasi Anda.  

Bagaimana digitalisasi telah mengubah cara Anda bekerja sebagai Communications Lead?

Digitalisasi mengubah cara bekerja semua praktisi PR, bukan cuma Communications Lead. Karena Communications Lead hanya merupakan jabatan/ posisi. Di era digital ini, semua praktisi PR perlu memiliki mindset pertumbuhan / growth atau pola pikir data seperti metrik, data, statistik, OKR/ KPI yang jelas, yang tentu saja mengubah cara bekerja para praktisi PR sekarang. 

Kita perlu melihat data dan menentukan metrik yang dipergunakan untuk bisa mengukur keberhasilan kampanye PR kita secara lebih terarah. Dan data statistik yang diperoleh juga dapat dijadikan ukuran dan landasan untuk menentukan strategi serta metode / teknik dalam kampanye PR berikutnya, data-data yang diperoleh juga bisa dijadikan faktor untuk menentukan apakah strategi yang telah dipergunakan sudah cukup baik, apakah ada metode yang perlu diubah, atau ada taktik / pendekatan eksekusi yang perlu diubah. 

Semua upaya PR yang dilakukan akan lebih terukur dan terarah jika kita bersedia menggunakan data serta memanfaatkan data tersebut untuk melakukan analisa demi keberhasilan setiap kampanye PR Anda di era digital ini. 

kata-senior-pr-helma-soal-pr-saat-ini-tahun-2024

Media sosial dan platform digital lainnya memainkan peran yang sangat penting dalam PR. Bagaimana Anda memanfaatkannya untuk membangun citra positif perusahaan dan mengelola reputasi?

Selain upaya earned media misalnya dengan mendapatkan berita liputan dari mainstream media, para praktisi PR juga perlu memaksimalkan upaya di owned media (misalnya media sosial dan website/blog).  Dengan semakin banyaknya media sosial yang bisa dipergunakan sebagai alat atau owned media dalam membangun reputasi positif brand / organisasi, maka kegiatan PR / komunikasi tidak lagi hanya bergantung pada kegiatan earned media. Kita juga bisa mencapai tujuan dengan memaksimalkan penggunaan owned media seperti media sosial dan website atau blog dengan menggunakan teknik SEO dan sebagainya. 

Kegiatan paid media di berbagai media sosial dan platform digital lainnya juga dapat membantu memberikan dorongan yang cukup signifikan bagi pertumbuhan dan pencapaian tujuan dengan lebih cepat. 

Dengan mengawinkan atau mengkombinasikan upaya earned media, owned media dan paid media, maka kampanye PR Anda akan mendapatkan hasil yang maksimal untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan di awal, dibandingkan hanya menggunakan salah satu medium / pendekatan.

Apa tantangan terbesar yang dihadapi oleh praktisi PR saat ini? 

Tantangan praktisi PR di semua sektor sama :

1. Kurangnya keinginan membaca dan melakukan riset dari para praktisi PR terutama generasi muda sebelum membuat rencana kampanye PR, padahal tanpa itu semua, rencana anda akan gagal. Melakukan riset dan mengembangkan rencana komunikasi strategis sebelum mengeksekusi adalah kuncinya.

2. Untuk isu kesehatan lingkungan, kurangnya kesadaran publik akan bahaya polusi lingkungan termasuk efek negatifnya terhadap kesehatan, juga menjadi tantangan tersendiri karena pada akhirnya diperlukan upaya komunikasi dan edukasi dari nol untuk membangun kesadaran tersebut sebelum kita bisa mempengaruhi sikap para pemangku kepentingan terhadap masalah tersebut serta melakukan perubahan perilaku  

Apa peluang yang terbuka lebar di bidang PR, khususnya bagi generasi muda yang ingin berkarier di bidang ini?

Apakah peluangnya semakin besar bagi generasi muda yang ingin berkarir di bidang ini ? Jelas besar sekali. Banyaknya platform digital yang bisa dimanfaatkan untuk mempermudah pekerjaan para praktisi PR serta membuat kerja para praktisi PR bisa menjadi lebih efektif dari segi waktu dan biaya. Untuk melakukan riset misalnya, sekarang ada begitu banyak platform digital yang bisa dimanfaatkan untuk membuat pencarian dan penggalian informasi anda lebih mudah dan lebih hemat waktu.

Bayangkan di masa sebelum ada mesin pencari digital, saya mengalami masa dimana untuk melakukan riset perlu waktu yang lama dan usaha yang jauh lebih berat (tidak mudah). Begitu pula contoh lain adalah untuk melakukan media monitoring dan reporting, ada begitu banyak platform digital yang bisa Anda manfaatkan untuk mempermudah pekerjaan Anda termasuk untuk mengukur kesuksesan kampanye PR Anda. 

Untuk belajar hal-hal baru pun, internet mempermudah hidup anda agar bisa mendapatkan e-book, ilmu dan pengetahuan asal Anda rajin menjelajahi internet dan melakukan pengecekan keakuratan sumber informasi anda. Ada begitu banyak platform digital yang akan membantu Anda mendapatkan kursus online yang hemat waktu dan biaya.

Ada banyak jejaring digital yang bisa Anda manfaatkan untuk berguru dan mendapatkan sesi pembinaan / coaching / mentoring dari para mentor handal di bidang PR. Ada banyak platform jejaring sosial yang akan membuat anda bisa terkoneksi dengan begitu banyak jurnalis dan para praktisi PR dari berbagai belahan dunia. Dunia yang sudah terkoneksi secara global ini semakin mempermudah Anda. Dan jika Anda bisa memanfaatkannya dengan baik, maka akses anda menuju pengembangan diri untuk terus belajar dan bertumbuh serta berjejaring sosial dipermudah dengan Internet. Tinggal masalah Anda memiliki keinginan untuk belajar, terus berkembang, upgrade diri terhadap tren dan ilmu baru atau tidak.   

Apa saran Anda bagi fresh graduate yang ingin berkarier di bidang PR? Keterampilan apa saja yang perlu mereka asah?

  • Keterampilan menulis dan membiasakan menulis (sekarang semua praktisi PR harus rajin menulis blog post baik di blog sendiri maupun blog pihak lain atau membuat LinkedIn post).
  • Menjadi news junky (kebiasaan tidak bisa hidup sehari pun tanpa membaca berita). 
  • Kemauan untuk membaca dan menggali informasi atau melakukan riset.
  • Keinginan untuk belajar termasuk berguru kepada para mentor PR handal yang jam terbangnya sudah tinggi. 
  • Keterampilan desain sederhana atau mengedit video sederhana terutama untuk kepentingan materi post di media sosial dan blog post (manfaatkan platform digital yang ada, banyak kok).  
  • Belajar SEO dan aspek-aspek ilmu digital marketing lainnya (paling tidak tahu, jangan sampai clueless sama sekali).
  • Belajar untuk berjejaring sosial dengan para praktisi PR lain dan jurnalis.
  • Bergabung menjadi anggota organisasi profesi PR (banyak sekarang, minimal ikut salah satu agar terus update terhadap tren PR).
  • Asah keterampilan untuk menuangkan ide dalam rencana komunikasi (communications plan/ membuat rencana komunikasi strategis). 
  • Juga biasakan menuangkan ide dalam materi presentasi. Biasakan diri mengasah keterampilan untuk pandai dalam mempresentasikan rencana dan ide Anda. Itu penting sekarang.  

Itu cerita dari Helma. Perspektif berbeda mengenai dunia karier bisa Anda baca di Rubrik Profil Loker ID!